#8 Masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang yaitu pembahasan utama materi pelajaran ekonomi yang akan dibahas dengan lengkap pada materi belajar dibawah ini. Pada pembahasan ini menjelaskan secara detail mengenai 8 persoalan pembangunan ekonomi yang terjadi pada negara-negara berkembang. Berikut penjelasannya.
Didalam permasalahan pembangunan ekonomi negara yang berkembang intinya berada dari negara maju. Sementara negara-negara maju mengalami kurangnya seruan yang menghambat pertumbuhan output, sedangkan negara-negara berkembang mengalami kurangnya elastisitas penawaran yang menghalangi pertumbuhan ekonomi.
Di negara-negara berkembang, terutama mereka yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja yaitu fitur umum. Negara-negara berkembang menyerupai ini menghadapi persoalan akut pengangguran. Yang lebih ekstrim nya bahkan produktifitas marginal mereka nol dan adakala negatif. Selain itu, faktor lain yang menjadi permasalahan negara berkembang dalam pembangunan ekonomi yaitu tenaga kerja yang tidak terampil.
Mereka biasanya kerja dengan alat tradisional yang tidak sanggup meningkatkan tingkat produktivitas di bidang pertanian. Buta huruf menciptakan mereka mengalami kesulitan untuk mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Sementara itu, di sisi lain dengan pengenalan teknologi terbaru di sektor industri, proses produksi mungkin cenderung padat moda. Akibatnya, pengangguran semakin bertambah, meskipun ada pembangunan di tingkat tertentu.
Baca juga 4 Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Dan Pertumbuhan Ekonomi
Masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang tentu terkait dengan karakteristik yang di temui pada negara berkembang tersebut. Adapun #8 karateristik masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah sanggup dijelaskan sebagai berikut :
1. Ketergantungan pada sektor pertanian-primer (substantional dependence on agricultural-primary production)
Negara-negara berkembang umunya sangat tergantung pada sektor pertanian dan pertambangan. Bahkan ada negara yang sangat tergantung pada hasil satu komuditas pertanian saja. Perekonomian menyerupai ini disebut dengan perekonomian monokultur.
2. Rendahnya tingkat produktivitas (low level of production)
Rendahnya tingkat produktivitas sanggup dilihat dari pendapatan domestik produk (PDB) per kapita atau PDB per pekerja yang sangat kecil. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.
Karenanya di negara sedang berkembang berlaku bulat setan kehidupan yang sulit untuk di putus, dengan mata rantai pendapatan rata-rata rendah menjadikan tabungan dan investasi rendah. Tabungan dan investasi rendah mengakibatan akumulasi modal yang lambat dan berdampak pada produktivitas rendah. Produktivitas rendah menjadikan pendapatan rata-rata juga rendah.
3. Ketergantungan yang besar dan kerentanan dalam hubungan internasional (dominance, dependence and vulnerability in international relation)
Kondisi domestik perekonomian negara berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian lainnya, khususnya perekonomian negara-negara maju. Hal ini terjadi lantaran lemahnya pemerintah domestik yang disebabkan oleh lemahnya seruan agregat menciptakan perekonomian sangat mengandalkan pasar eksport. Tetapi yang di eksport umumnya barang-barang primer.
4. Ketergantungan bidang industri (Industri hulu dan hilir)
Ketergantungan pada negara-negara maju juga terjadi dalam bidang industri. Industri hulu atau disebut juga dengan industri materi dasarnya berada di negara maju. Sementara itu industri hilirnya berada di negara berkembang. Hal ini menjadikan ketergantungan pada negara-negara maju lantaran materi bakunya atau materi dasarnya harus diimpor.
Baca juga Pengertian Industri Hulu Dan Industri Hilir
5. Pasar dan gosip yang tidak sempurna
Keberadaan pasar di negara berkembang juga memberi gosip yang tidak lengkap. Struktur pasar barang dan jasa umumnya tidak sempurna. Monopoli dan oligopoli bisa terjadi di pasar barang. Monopoli dan oligopsoni sanggup terjadi di pasar faktor produksi.
Selain itu, penguasaan gosip juga tidak lengkap. Informasi hanya di kuasai oleh sekelompok kecil pengusaha yang mempunyai hubungan baik dengan birokrasi. Keadaan ini mengakibatkan konsumen sering di rugikan.
6. Tingginya tingkat pengangguran (high rates of unemployment)
Tingkat pengangguran di negara berkembang sangat tinggi. Angka pengangguran akan semakin besar bila di ukur dengan angka underemployment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran yaitu laju pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi di satu pihak dan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja di pihak lain. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja berafiliasi dengan rendahnya tingkat penanaman modal, khususnya di sektor-sektor industri dan jasa modern.
Baca juga Teori Kesempatan Kerja Menurut Para Ahli
7. Rendahnya tingkat kehidupan (low level of living)
Rendahnya tingkat kehidupan terutama di lihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, contohnya menyerupai :
a. Makanan
b. Pakaian
c. Perumahan
d. Kesehatan dan
e. Pendidikan
Laporan United Nations Development Programme (UNDP) yang mengurus peningkatan kehidupan mengindikasikan bahwa masih lebih satu miliar penduduk negara berkembang hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi, dan kondisi kesehatan yang buruk. Selain itu, tingkat pendidikan masih sangat rendah, bahkan masih banyak penduduk negara berkembang yang masih buta aksara.
8. Tingginya pertambahan penduduk (high rates of population growth)
Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang dua hingga empat kali lipat pertambahan penduduk negara-negara maju. Tidak mengherankan jikalau 75% penduduk dunia ini merupakan penduduk negara berkembang. Tingginya tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang telah menimbulkan masalah-masalah besar, terutama berkaitan dengan penyediaan pangan, kesempatan kerja, perumahan, pendidikan dan kesehatan.
Demikian pembahasan mengenai #8 masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar