Sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara ialah pembahasan utama materi pelajaran seni budaya yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai Karya Seni Rupa Terapan didalam berguru seni, budaya dan keterampilan yang akan diuraikan yakni sebagai berikut :
1. Pengertian apresiasi.
2. #8 Teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara.
Pengertian Apresiasi
Apa yang dimaksud dengan apresiasi ?
Apresiasi ialah perilaku kepekaan yang dalam (mendalam) wacana menghargai, mengagumi dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan penyesuaian yang sifatnya pasif hingga pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri ekspo karya seni rupa. Apresiasi aktif ialah apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya.
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Nusantara sangat bermacam-macam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi dan teknik pembuatannya. Karya seni rupa terapan Nusantara tersebut dengan segenap keunikan gagasannya patut mendapat apresiasi, baik secara aktif maupun pasif. Gagasan (ide kreatif) tersebut merupakan awal proses penciptaan karya seni, termasuk karya seni rupa terapan Nusantara yang diciptakan menurut nilai guna tanpa mengesampingkan nilai seni.
Baca juga : Pengertian, Jenis Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Keragaman teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara
Ada beberapa teknik pembuatan benda-benda kriya yang diubahsuaikan dengan bahan. Alat dan cara yang digunakan antara lain cor atau tuang, mengukir, membatik, menganyam, menenun, membentuk, memutar dan mencetak. Adapun #8 teknik / cara pembuatan benda kriya karya seni rupa terapan nusantara sanggup dijelaskan sebagai berikut :
1. Teknik cor (cetak tuang)
Ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, maka mulai dikenal teknik pengolahan perunggu. Terdapat beberapa benda kriya dari materi perunggu ibarat gendering perunggu, kapak, bajana dan perhiasan. Teknik cetak pada waktu itu terdapat dua macam yaitu antara lain sebagai berikut :
#2 macam teknik cetak
a. Teknik tuang berulang (bivalve)
Teknik bivalve disebut juga teknik menuang berulang kali alasannya ialah memakai dua keping cetakan terbuat dari watu dan sanggup digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dan va Ive berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana baik bentuk maupun hiasannya.
b. Teknik tuang sekali pakai (A cire perdue)
Teknik a cire perdue disebut juga teknik tuang sekali pakai alasannya ialah dibentuk untuk menciptakan benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, contohnya ibarat arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan menciptakan model dari tanah liat, selanjutnya dilapisi lilin, kemudian ditutupi lagi dengan tanah liat, kemudian dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga, sehingga perunggu sanggup dituang kedalamnya.
Setelah dingin, cetakan tanah liat sanggup dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan. Di samping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam ibarat kerajinan perak. Tempat-tempat populer itu antara lain kerajinan perak di kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.
2. Teknik ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang sanggup digunakan sebagai materi dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah acara menggores, memahat dan menoreh contoh pada permukaan benda yang diukir.
Di indonesia, karya ukir sudah dikenal semenjak zaman watu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibentuk dari watu ibarat perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukuran bermotif geometris, ibarat tumpai, lingkaran, garis, swastika, zig-zag dan segitiga. pada umumnya tabrakan tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
#4 Jenis ukiran
Dilihat dari jenis-jenisnya, terdapat beberapa jenis tabrakan yakni antara lain sebagai berikut :
a. Tembus (krawangan).
b. Ukiran rendah.
c. Ukiran tinggi (timbul).
d. Ukiran utuh.
#5 Fungsi karya seni ukir
Karya seni ukir mempunyai macam-macam fungsi yaitu ibarat fungsi hias, fungsi magis, fungsi simbolik dan fungsi konstruksi. Adapun #5 fungsi karya seni ukir sanggup dijelaskan antara lain sebagai berikut :
a. Fungsi hias
Fungsi hias ialah tabrakan yang dibentuk semata-mata sebagai hiasan dan tidak mempunyai makna tertentu.
b. Fungsi magis
Fungsi magis ialah tabrakan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik
Fungsi simbolik ialah tabrakan tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai menyimbolkan hal tertentu yang berafiliasi dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi
Fungsi konstruksi ialah tabrakan yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai pendukung sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis
Fungsi hemat ialah tabrakan yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu benda.
3. Teknik membatik
Kerajinan batik telah dikenal usang di Nusantara. Akan tetapi kemunculannya belum diketahui secara pasti. Batik adalah karya seni rupa yang pada umumnya berupa gambar pada kain. Proses pembuatan batik adalah dengan cara menambahkan lapisan malam dan kemudian diproses dengan cara tertentu atau melalui beberapa tahapan pewarnaan dan tahap pelorodan yaitu penghilangan malam.
#5 Teknik membatik
Sesuai dengan perkembangan zaman, ketika ini dikenal beberapa teknik membatik yaitu antara lain sebagai berikut :
a. Batik celup ikat
Batik celup ikat ialah pembuatan batik tanpa memakai malam sebagai materi penghalang, akan tetapi memakai tali untuk menghalangi masuknya warna ke dalam serat kain.
b. Batik tulis
Batik tulis ialah batik yang dibentuk melalui cara memperlihatkan malam dengan memakai canting pada motif yang telah digambar pada kain.
c. Batik cap
Batik cap ialah batik yang dibentuk memakai alat cap (stempel yang pada umumnya terbuat dari tembaga) sebagai alat untuk menciptakan motif sehingga kain tidak perlu digambar terlebih dahulu.
d. Batik lukis
Batik lukis ialah batik yang dibentuk dengan cara melukis. Pada teknik ini seniman bebas memakai alat untuk mendapat efek-efek tertentu.
e. Batik modern
Batik modern ialah batik yang cara pembuatannya bebas, tidak terikat oleh hukum teknik yang ada. Hal tersebut termasuk pemilihan motif dan warna, oleh alasannya ialah itu pada hasil hasilnya tidak ada motif, bentuk, komposisi dan pewarnaan yang sama di setiap produknya.
f. Batik printing
Batik printing ialah kain yang motifnya ibarat batik. Proses pembuatan batik ini tidak memakai teknik batik, tetapi dengan teknik sablon (screen printing). Jenis kain ini untuk kain seragam sekolah.
4. Teknik anyam
Benda-benda kebutuhan hidup sehari-hari contohnya ibarat keranjang, tikar, topi dan lain sebagainya dibentuk dengan teknik anyam. Bahan baku yang digunakan untuk menciptakan benda-benda anyaman ini berasal dari banyak sekali tumbuhan yang diambil seratnya, antara lain ibarat bambu, palem, rotan, mendong, pandan dan lain sebagainya.
5. Teknik tenun
Teknik menenun intinya hampir sama dengan teknik menganyam. Perbedaan teknik menenun dengan teknik menganyam ialah hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa memakai alat bantu. Sedangkan pada kerajinan menenun kita memakai alat yang disebut lungsi dan pakan.
6. Teknik membentuk
Pengertian teknik membentuk ialah menciptakan karya seni rupa dengan media tanah liat yang lazim disebut dengan gerabah, tembikar atau keramik. Keramik adalah karya dari tanah liat yang prosesnya melalui pembakaran sehingga menghasilkan barang yang gres dan jauh berbeda dari materi mentahnya.
#3 teknik pembuatan keramik
Teknik yang pada umumnya digunakan pada proses pembuatan keramik diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Teknik coil (lilit pilin).
b. Teknik tatap batu/pijat jari.
c. Teknik slab (lempengan).
Cara pembentukan keramik ialah dengan tangan pribadi ibarat coil, lempengan atau pijat jari ialah teknik pembentukan keramik tradisional yang bebas untuk menciptakan bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering digunakan oleh para seniman atau para penggemar keramik.
7. Teknik putar
Teknik pembentukan dengan alat putar sanggup menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) yang bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering digunakan oleh para pengrajin di sentra-sentra keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya memakai alat putar tangan (hand whell) atau alat putar kaki (kick whell). Para pengrajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama ibarat gentong, guci dan lain-lain.
8. Teknik cetak
Teknik pembentukan dengan cetak sanggup memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dalam waktu relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Bahan cetakan yang biasa digunakan ialah berupa gips, ibarat untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, ibarat alat-alat rumah tangga piring, cangkir, mangkok dan gelas.
Baca juga : Bentuk, #7 Contoh Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
Di samping cara-cara pembentukan diatas, para pengrajin keramik tradisional sanggup membentuk keramik dengan teknik cetak pres, ibarat yang dilakukan pengrajin genteng, tegel dinding maupun hiasan dinding dengan banyak sekali motif ibarat bintang atau tumbuh-tumbuhan.
Demikian pembahasan mengenai sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar